HOME

Senin, 11 April 2016

Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi Interpersonal

A.   KOMUNIKASI INTRAPERSONAL


 Secara singkat komunikasi intrapersonal dapat diartikan sebagai penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri melalui proses sensasi, persepsi, memori dan berfikir. Proses pengolahan komunikasi intrapersonal dibagi menjadi empat, yaitu :
1.     Sensasi
Berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
2.     Persepsi
adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan melalui pemberian proses makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).
Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian. Menurut Kenneth E. Andersen, Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah. Ada beberapa factor yang dapat menarik perhatian diantaranya :
1. Gerakan secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak.
2. Intensitas Stimuli, kita akan memerharikan stimuli yang menonjol dari stimuli yang lain
3. Kebauran (Novelty), hal-hal yang baru dan luar biasa, yang beda, akan menarik perhatian
4. Perulangan, hal-hal yang disajikan berkali-kali bila deisertai sedikit variasi akan menarik perhatian
3.     Memori
Memori adalah system yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.

Jenis jenis memori :
1. Pengingatan (Recall), Proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secaraverbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.
2. Pengenalan (Recognition), Agak sukar untuk mengingat kembali sejumlah fakta; lebih mudah mengenalnya.
3. Belajar lagi (Relearning), Menguasai kembali pelajaran yang sudah kita peroleh termasuk pekerjaan  memori.
4.Redintergrasi (Redintergration), Merekontruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori kecil.

Berikut adalah beberapa pengertian memori menurut para ahli :
Ø   Teori Aus (Disuse Theory), memori hilang karena waktu.
Ø   William James, juga Benton J. Underwood membuktikan dengan eksperimen, bahwa “the more memorizing one does, the poorer one’s ability to memorize” (makin sering mengingat, makin jelek kemampuan mengingat.)
Ø   Teori Interferensi (Interference Theory), 5 hal yang menjadi hambatan terhapusnya rekaman :
1)                Interferensi,
2)                inhibisi retroaktif (hambatan kebelakang)
3)                inhibisi proaktif (hambatan kedepan)
4)                hambatan motivasional, dan amnesia.
Ø   Teori Pengolahan Informasi ( Information Processing Theory), menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masukshort-term memory (STM, memory jangka pendek; lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukan pada Long-Term Memory (LTM, memori jangka panjang).

4.     Berpikir
Proses  keempat  yang  mempengaruhi  penafsiran  terhadap  stimuli  adalah  berpikir.  Dalam berpikir  kita  melibatkan  semua  proses  antara  lain  sensasi,  persepsi,  dan  memori.

Menurut Floyd  L.  Ruch,  berpikir  merupakan  manipulasi  atau  organisasi  unsur-unsur  lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang  tampak.  Jadi,  berpikir  menunjukkan  berbagai  kegiatan  yang  melibatkan  penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti objek dan peristiwa. Berpikir  melibatkan  penggunaan  lambang,  visual  atau  grafis.  Berpikir  kita  lakukan  untuk memahami  realitas  dalam  rangka  mengambil  keputusan  (decision  making),  memecahkan persoalan  (problem  solving),  dan  menghasilkan  yang  baru  (creativity).  Memahami  realitas berarti  menarik  kesimpulan,  meneliti  berbagai  kemungkinan,  penjelasan  dari  realitas eksternal  dan  internal.  Secara  singkat,  Anita  Taylor  mendefinisikan  berpikir  sebagai  proses penarikan kesimpulan.

Ada  dua  macam  berpikir:  berpikir  autistik  dan  berpikir  realistik.
Dengan  berpikir  autistik orang  melarikan  diri  dari  kenyataan,  dan  melihat  hidup  sebagai  gambar-gambar  fantastis.
Berpikir realistik, disebut juga nalar (reasoning) adalah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri  dengan  dunia  nyata.
Floyd  L.  Ruch  menyebut  tiga  macam  berpikir  realistik:  deduktif, induktif, dan evaluatif.
Berpikir  deduktif  adalah  mengambil  kesimpulan  dari  dua  pernyataan;  yang  pertama merupakan  pernyataan  umum.  Dalam  berpikir  deduktif,  kita  mulai  dari  hal-hal  umum  pada hal-hal  yang  khusus.
Berpikir  induktif  sebaliknya,  dimulai  dari  hal-hal  khusus  kemudian mengambil  kesimpulan  umum;kita  melakukan  generalisasi.  Ketepatan  berpikir  induktif bergantung  pada  memadainya  kasus  yang  dijadikan  dasar.  Berpikir  evaluatif  ialah  berpikir kritis,  menilai  baik  buruknya,  tepat  atau  tidaknya  suatu  gagasan.  Dalam  berpikir  evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan. Kita menilainya menurut kriteria tertentu.


a)       Menetapkan Keputusan (Decision Making)
Keputusan  yang kita ambil beraneka ragam. Tapi ada tanda-tanda umumnya: (1) keputusan merupakan  hasil  berpikir,  hasil  usaha  intelektual;  (2)  keputusan  selalu  melibatkan  pilihan dari  berbagai  alternatif;  (3)  keputusan  selalu  melibatkan  tindakan  nyata,  walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan.
Faktor-faktor personal amat menentukan apa yang diputuskan itu, antara lain kognisi, motif, dan sikap.

b)    Memecahkan Persoalan (Problem Solving)
Proses memecahkan persoalan berlangsung melalui lima tahap:
1.  Anda mula-mula mengatasinya dengan pemecahan yang rutin.
2.  Anda mencoba menggali memori anda untuk mengetahui cara-cara apa saja yang efektif pada masa yang lalu.
3.  Anda  mencoba  seluruh  kemungkinan  pemecahan  yang  pernah  anda  ingat  atau  yang pernah ada pikirkan.  Ini  disebut penyelesaian mekanis (mechanical solution) dengan uji coba (trial and error)
4.  Anda mulai menggunakan lambang-lambang verbal atau grafis untuk mengatasi masalah.
5.  Tiba-tiba  terlintas  dalam  pikiran  anda  suatu  pemecahan.  Kilasan  pemecahan  ini  disebut Aha Erlebnis (pengalaman Aha) atau insight solution.



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pemecahan Masalah
Pemecahan  masalah  dipengaruhi  faktor-faktor  situasional  dan  personal.  Selain  itu  juga terdapat  faktor-faktor  biologis  dan  sosiopsikologis  yang  mempengaruhi  proses  pemecahan masalah. Faktor-faktro sosiopsikologis tersebut antara lain:
a.  Motivasi
b.  Kepercayaan dan sikap yang salah
c.  Kebiasaan
d.  Emosi

c)     Berpikir Kreatif (Creative Thinking)
Berpikir menghasilkan metode-metode baru, konsep-konsep baru, pengertian-pengertian baru. Berpikir  kreatif  harus  memenuhi  tiga  syarat.  Pertama,  kreativitas  melibatkan  respons  atau gagasan  yang  baru,  atau  yang  secara  statistik  sangat  jarang  terjadi.  Kedua,  kreativitas  ialah dapat  memecahkan  masalah  secara  realistis.  Ketiga,  kreativitas  merupakan  usaha  untuk mempertahankan  insight  yang  orisinal,  menilai  dan  mengembangkannya  sebaik  mungkin (Mackinnon, 1962:485)

Proses Berpikir Kreatif menurut para psikolog :
1. Orientasi : masalah dirumuskan, dan aspek-aspek masalah diidentifikasikan.
2.  Preparasi : pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan masalah.
3.   Inkubasi : pikiran beristirahat sebentar, ketika berbagai pemecahan berhadapan jalan buntu tetapi pemecahan masalah terus berlangsung.
 4.     Iluminasi : masa inkubasi berakhir dan sebuah ilham pun didapatnya.
 5.   Verifikasi : tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah yang diujikan pada tahap keempat.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kreatif

Beberapa  faktor  yang  secara  umum  menandai  orang-orang  kreatif
1. Kemampuan kognitif : termasuk disini kecerdasan diatas rata rata, kemampuan melahirkan gagasan gagasan baru, dan fleksibilitas kognitif.
2. Sikap yang terbuka : orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal dan eksternal; ia memiliki minat yang beragam dan meluas.
3. Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri : orang kreatif tidak senag digiring; ingin menampilkan dirinya sempunya dan semaunya.


B.   KOMUNIKASI INTERPERSONAL

 Komunikasi intrapersonal adalah adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan orang lain  biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Secara singkat dapat diartikan komunikasi yang membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu orang. Menurut  R Wayne Pace, komunikasi interpersonal adalah Proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo‟a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif.Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini.
Komunikasi Interpersonal juga berlaku secara kontekstual bergantung kepada keadaan, budaya, dan juga konteks psikologikal. Cara dan bentuk interaksi antara individu akan tercorak mengikuti keadaan-keadaan ini.
Komunikasi jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi kelompok kecil
Berikut adalah beberapa tujuan komunikasi intrapersonal
Ø Menemukan diri sendiri, artinya bila kita sering bergaul atau berinteraksi dengan orang lain maka kita akan belajar banyak tentang diri kita maupun orang lain. Sehingga kita merasa nyaman untuk berbicara tentang apa yang kita sukai bahkan mengenai diri kita pun tak luput menjadi bahan pembicaraan. Sehingga memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
Ø Menemukan dunia luar, dengan komunikasi interpersonal kita akan lebih memahami orang lain dan lingkungan di luar kita. Sehingga informasi yang kita dapat semakin bertambah dan membuka cakrawala kita. Meskipun informasi yang kita dapat banyak dari media massa namun pada akhirnya di dalami dan dipelajari melalui interaksi interpersonal.
Ø Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti, Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain
Untuk mendukung tujuan komunikasi agar menjadi efektif diperlukan beberapa factor pendukung seperti :
·        Percaya (Trust)
Percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada faktor-faktor sebagai berikut:
v Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut memiliki kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. Orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan, jujur dan konsisten.
v Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.
v Kualitas komunikasi dan sifatnya mengambarkan adanya keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul.
·        Perilaku supportif
Perilaku suportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa ciri perilaku suportif yaitu:
v Evaluasi dan deskripsi: maksudnya, kita tidak perlu memberikan kecaman atas kelemahan dan kekurangannya.
v Orientasi masalah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari pemecahan masalah. Mengajak orang lain bersama-sama menetapkan tujuan dan menetukan cara mencapai tujuan.
v Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang pendendam.
·        Sikap terbuka
Berkaitan dengan kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah keyakinannya, profesional dll. Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi dan oleh kesombongan, sifat malu dll.
TEORI-TEORI KOMUNIKASI INTRAPERSONAL
1.       PSIKOLOGI SOSIAL
          Psikologi social adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalma hubungan denagn situasi social. Latar belakang timbulnya psikologisosial berasal dari beberapa pandapat, misalnya Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologisosial  berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi social antar manusia. Gustave Le Bon berpendapat bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa individu dan jiwamassa yang masing-masing berlainan sifatnya. Sigmund Freud berbeda dengan Le Bon, ia berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa individu, hanya saja tidakdisadari oleh manusia itu sendiri karena memang dalam keadaan terpendam. Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi social tumbuh secara aktif dan program gelar dalam  psikologi dimulai disebagian besar universitas. Dasar mempelajari psikologi social bedasarkan  potensi-potensi manusia dimana potensi ini mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan.
Potensi-potensi itu antara lain :
1. Kemampuan menggunakan bahasa
2. Adanya sikap etik
3. Hidup dalam 3 dimensi

2.       Teori Pengolahan Informasi (Information Processing Theory)
          Teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk short-term-memory (STM) lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term-memory (LTM). Otak manusia dianalogikan dengan komputer. Terdapat dua macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual, dan memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran). Penyimpanan disini berlangsung cepat, hanya berlangsung sepersepuluh sampai seperempat detik. Supaya dapat diingat, informasi harus dapat disandi (encoded) dan masuk pada STM. STM hanya mampu mengingat tujuh (plus atau minus dua) bit informasi. Jumlah bit informasi disebut rentangan memori (memori span). Untuk meningkatkan kemampuan STM, para psikolog menganjurkan kita untuk mengelompokkan informasi; kelompoknya disebut chunk. Bila informasi dapat dipertahankan pada STM, ia akan masuk pada LTM. Inilah yang umumnya disebut sebagai ingatan. LTM meliputi periode penyimpanan informasi sejak semenit sampai seumur hidup. Kita dapat memasukkan informasi dari STM ke LTM dengan chunking, rehearsals, clustering, atau method of loci.

3.       Teori Aus
          Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita baru kuat bila dilatih terus menerus. Namun menurut Hunt, makin sering mengingat, makin jelek kemampuan mengingat. Dimana tidak selamanya waktu dapat mengauskan memori.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar