A. KOMUNIKASI
INTRAPERSONAL
Secara singkat komunikasi intrapersonal dapat
diartikan sebagai penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri
komunikator sendiri melalui proses sensasi, persepsi, memori dan berfikir.
Proses pengolahan komunikasi intrapersonal dibagi menjadi empat, yaitu :
1. Sensasi
Berasal
dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan
organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman
elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau
konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
2. Persepsi
adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan
melalui pemberian proses
makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).
Persepsi, seperti juga
sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor lainnya
yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian. Menurut Kenneth E. Andersen,
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi
menonjol dalam kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah. Ada beberapa factor
yang dapat menarik perhatian diantaranya :
1. Gerakan secara
visual tertarik pada objek-objek yang bergerak.
2.
Intensitas Stimuli, kita akan memerharikan stimuli yang menonjol dari stimuli
yang lain
3.
Kebauran (Novelty), hal-hal yang baru dan luar biasa, yang beda, akan menarik
perhatian
4.
Perulangan, hal-hal yang disajikan berkali-kali bila deisertai sedikit variasi
akan menarik perhatian
3. Memori
Memori
adalah system yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup
merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing
perilakunya.
Jenis jenis memori :
1.
Pengingatan (Recall), Proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta
dan informasi secaraverbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.
2.
Pengenalan (Recognition), Agak sukar untuk mengingat kembali sejumlah
fakta; lebih mudah mengenalnya.
3.
Belajar lagi (Relearning), Menguasai kembali pelajaran yang sudah
kita peroleh termasuk pekerjaan memori.
4.Redintergrasi (Redintergration), Merekontruksi
seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori kecil.
Berikut adalah beberapa
pengertian memori menurut para ahli :
Ø Teori
Aus (Disuse Theory), memori hilang karena waktu.
Ø William
James, juga Benton J. Underwood membuktikan dengan eksperimen, bahwa “the more
memorizing one does, the poorer one’s ability to memorize” (makin sering
mengingat, makin jelek kemampuan mengingat.)
Ø Teori
Interferensi (Interference Theory), 5 hal yang menjadi hambatan
terhapusnya rekaman :
1)
Interferensi,
2)
inhibisi retroaktif (hambatan
kebelakang)
3)
inhibisi proaktif (hambatan kedepan)
4)
hambatan motivasional, dan amnesia.
Ø Teori
Pengolahan Informasi ( Information Processing Theory), menyatakan bahwa
informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi),
kemudian masukshort-term memory (STM, memory jangka pendek; lalu dilupakan
atau dikoding untuk dimasukan pada Long-Term Memory (LTM, memori jangka
panjang).
4. Berpikir
Proses keempat
yang mempengaruhi penafsiran
terhadap stimuli adalah
berpikir. Dalam berpikir kita
melibatkan semua proses
antara lain sensasi,
persepsi, dan memori.
Menurut
Floyd L.
Ruch, berpikir merupakan
manipulasi atau organisasi
unsur-unsur lingkungan dengan
menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan
yang tampak. Jadi,
berpikir menunjukkan berbagai
kegiatan yang melibatkan
penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti objek dan peristiwa.
Berpikir melibatkan penggunaan
lambang, visual atau
grafis. Berpikir kita
lakukan untuk memahami realitas
dalam rangka mengambil
keputusan (decision making),
memecahkan persoalan
(problem solving), dan
menghasilkan yang baru
(creativity). Memahami realitas berarti menarik
kesimpulan, meneliti berbagai
kemungkinan, penjelasan dari
realitas eksternal dan internal.
Secara singkat, Anita
Taylor mendefinisikan berpikir
sebagai proses penarikan kesimpulan.
Ada dua
macam berpikir: berpikir autistik
dan berpikir realistik.
Dengan berpikir autistik orang melarikan
diri dari kenyataan,
dan melihat hidup
sebagai gambar-gambar fantastis.
Berpikir
realistik, disebut juga nalar
(reasoning) adalah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan
dunia nyata.
Floyd L.
Ruch menyebut tiga
macam berpikir realistik:
deduktif, induktif, dan evaluatif.
Berpikir deduktif adalah
mengambil kesimpulan dari
dua pernyataan; yang
pertama merupakan pernyataan umum.
Dalam berpikir deduktif,
kita mulai dari
hal-hal umum pada hal-hal
yang khusus.
Berpikir induktif sebaliknya,
dimulai dari hal-hal
khusus kemudian mengambil kesimpulan
umum;kita melakukan generalisasi.
Ketepatan berpikir induktif bergantung pada
memadainya kasus yang
dijadikan dasar. Berpikir
evaluatif ialah berpikir kritis, menilai
baik buruknya, tepat
atau tidaknya suatu
gagasan. Dalam berpikir
evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan. Kita menilainya
menurut kriteria tertentu.
a) Menetapkan
Keputusan (Decision Making)
Keputusan yang kita ambil beraneka ragam. Tapi ada
tanda-tanda umumnya: (1) keputusan merupakan
hasil berpikir, hasil
usaha intelektual; (2)
keputusan selalu melibatkan
pilihan dari berbagai alternatif;
(3) keputusan selalu
melibatkan tindakan nyata,
walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan.
Faktor-faktor
personal amat menentukan apa yang diputuskan itu, antara lain kognisi, motif,
dan sikap.
b) Memecahkan
Persoalan (Problem Solving)
Proses memecahkan
persoalan berlangsung melalui lima tahap:
1. Anda mula-mula mengatasinya dengan pemecahan
yang rutin.
2. Anda mencoba menggali memori anda untuk
mengetahui cara-cara apa saja yang efektif pada masa yang lalu.
3. Anda
mencoba seluruh kemungkinan
pemecahan yang pernah
anda ingat atau
yang pernah ada pikirkan.
Ini disebut penyelesaian mekanis
(mechanical solution) dengan uji coba (trial and error)
4. Anda mulai menggunakan lambang-lambang verbal
atau grafis untuk mengatasi masalah.
5. Tiba-tiba
terlintas dalam pikiran
anda suatu pemecahan.
Kilasan pemecahan ini
disebut Aha Erlebnis (pengalaman Aha) atau insight solution.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Proses Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah
dipengaruhi faktor-faktor situasional
dan personal. Selain
itu juga terdapat faktor-faktor
biologis dan sosiopsikologis yang
mempengaruhi proses pemecahan masalah. Faktor-faktro
sosiopsikologis tersebut antara lain:
a. Motivasi
b. Kepercayaan dan sikap yang salah
c. Kebiasaan
d. Emosi
c) Berpikir
Kreatif (Creative Thinking)
Berpikir
menghasilkan metode-metode baru, konsep-konsep baru, pengertian-pengertian
baru. Berpikir kreatif harus
memenuhi tiga syarat.
Pertama, kreativitas melibatkan
respons atau gagasan yang
baru, atau yang
secara statistik sangat
jarang terjadi. Kedua,
kreativitas ialah dapat memecahkan
masalah secara realistis.
Ketiga, kreativitas merupakan
usaha untuk mempertahankan insight
yang orisinal, menilai
dan mengembangkannya sebaik
mungkin (Mackinnon, 1962:485)
Proses Berpikir Kreatif
menurut para psikolog :
1.
Orientasi : masalah dirumuskan, dan aspek-aspek masalah diidentifikasikan.
2.
Preparasi : pikiran berusaha
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan masalah.
3.
Inkubasi : pikiran beristirahat
sebentar, ketika berbagai pemecahan berhadapan jalan buntu tetapi pemecahan
masalah terus berlangsung.
4. Iluminasi
: masa inkubasi berakhir dan sebuah ilham pun didapatnya.
5. Verifikasi
: tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah yang
diujikan pada tahap keempat.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kreatif
Beberapa faktor
yang secara umum
menandai orang-orang kreatif
1.
Kemampuan kognitif : termasuk disini kecerdasan diatas rata rata, kemampuan
melahirkan gagasan gagasan baru, dan fleksibilitas kognitif.
2.
Sikap yang terbuka : orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli
internal dan eksternal; ia memiliki minat yang beragam dan meluas.
3.
Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri : orang kreatif tidak
senag digiring; ingin menampilkan dirinya sempunya dan semaunya.
B. KOMUNIKASI
INTERPERSONAL
Komunikasi intrapersonal adalah adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang
dengan orang lain biasanya di antara dua orang yang dapat langsung
diketahui balikannya. Secara singkat dapat diartikan
komunikasi yang membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu orang.
Menurut R Wayne Pace, komunikasi
interpersonal adalah Proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau
lebih secara tatap muka.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita
lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah;
berdo‟a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi
hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara
kreatif.Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan perubahan
yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa
diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana
kita membangun pemahaman diri pribadi ini.
Komunikasi
Interpersonal juga berlaku secara kontekstual bergantung kepada keadaan,
budaya, dan juga konteks psikologikal. Cara dan bentuk interaksi antara
individu akan tercorak mengikuti keadaan-keadaan ini.
Komunikasi jenis
ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi kelompok kecil
Berikut adalah beberapa tujuan komunikasi
intrapersonal
Ø Menemukan diri sendiri, artinya bila kita sering bergaul
atau berinteraksi dengan orang lain maka kita akan belajar banyak tentang diri
kita maupun orang lain. Sehingga kita merasa nyaman untuk berbicara tentang apa
yang kita sukai bahkan mengenai diri kita pun tak luput menjadi bahan
pembicaraan. Sehingga memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan,
pikiran, dan tingkah laku kita.
Ø Menemukan dunia luar, dengan komunikasi interpersonal
kita akan lebih memahami orang lain dan lingkungan di luar kita. Sehingga
informasi yang kita dapat semakin bertambah dan membuka cakrawala kita.
Meskipun informasi yang kita dapat banyak dari media massa namun pada akhirnya
di dalami dan dipelajari melalui interaksi interpersonal.
Ø Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti, Salah
satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan
dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal
diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain
Untuk mendukung tujuan komunikasi agar
menjadi efektif diperlukan beberapa factor pendukung seperti :
·
Percaya (Trust)
Percaya pada orang lain
akan tumbuh bila ada faktor-faktor sebagai berikut:
v Karakteristik
dan maksud orang lain, artinya orang tersebut memiliki kemampuan, keterampilan,
pengalaman dalam bidang tertentu. Orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga,
diandalkan, jujur dan konsisten.
v Hubungan
kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain,
maka orang itu patuh dan tunduk.
v Kualitas
komunikasi dan sifatnya mengambarkan adanya keterbukaan. Bila maksud dan tujuan
sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul.
·
Perilaku supportif
Perilaku suportif akan
meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa ciri perilaku suportif yaitu:
v Evaluasi
dan deskripsi: maksudnya, kita tidak perlu memberikan kecaman atas kelemahan
dan kekurangannya.
v Orientasi
masalah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari pemecahan
masalah. Mengajak orang lain bersama-sama menetapkan tujuan dan menetukan cara
mencapai tujuan.
v Spontanitas:
sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang pendendam.
·
Sikap terbuka
Berkaitan dengan kemampuan menilai
secara obyektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa,
orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah
keyakinannya, profesional dll. Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan
komunikasi dan oleh kesombongan, sifat malu dll.
TEORI-TEORI
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL
1. PSIKOLOGI SOSIAL
Psikologi social adalah suatu studi
ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalma hubungan
denagn situasi social. Latar belakang timbulnya psikologisosial berasal dari
beberapa pandapat, misalnya Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori
psikologisosial berpangkal pada proses
imitasi sebagai dasar dari pada interaksi social antar manusia. Gustave Le Bon
berpendapat bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa individu dan
jiwamassa yang masing-masing berlainan sifatnya. Sigmund Freud berbeda dengan
Le Bon, ia berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan
tercakup oleh jiwa individu, hanya saja tidakdisadari oleh manusia itu sendiri
karena memang dalam keadaan terpendam. Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi
social tumbuh secara aktif dan program gelar dalam psikologi dimulai disebagian besar
universitas. Dasar mempelajari psikologi social bedasarkan potensi-potensi manusia dimana potensi ini
mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan.
Potensi-potensi
itu antara lain :
1.
Kemampuan menggunakan bahasa
2.
Adanya sikap etik
3.
Hidup dalam 3 dimensi
2. Teori Pengolahan Informasi (Information
Processing Theory)
Teori ini menyatakan bahwa informasi
mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk
short-term-memory (STM) lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam
long-term-memory (LTM). Otak manusia dianalogikan dengan komputer. Terdapat dua
macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual, dan
memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran).
Penyimpanan disini berlangsung cepat, hanya berlangsung sepersepuluh sampai
seperempat detik. Supaya dapat diingat, informasi harus dapat disandi (encoded)
dan masuk pada STM. STM hanya mampu mengingat tujuh (plus atau minus dua) bit
informasi. Jumlah bit informasi disebut rentangan memori (memori span). Untuk
meningkatkan kemampuan STM, para psikolog menganjurkan kita untuk
mengelompokkan informasi; kelompoknya disebut chunk. Bila informasi dapat
dipertahankan pada STM, ia akan masuk pada LTM. Inilah yang umumnya disebut
sebagai ingatan. LTM meliputi periode penyimpanan informasi sejak semenit
sampai seumur hidup. Kita dapat memasukkan informasi dari STM ke LTM dengan
chunking, rehearsals, clustering, atau method of loci.
3. Teori Aus
Menurut teori ini, memori hilang atau
memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita baru kuat bila dilatih terus
menerus. Namun menurut Hunt, makin sering mengingat, makin jelek kemampuan
mengingat. Dimana tidak selamanya waktu dapat mengauskan memori.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar